Hari ini (Rabu, 15 Februari 2017) Pilgub DKI Jakarta digelar dengan sukses. Meskipun hasil perhitungan KPU resmi belum diumumkan, namun hasil dari pemilihan Gubernur dapat diketahui melalui Quick Count beberapa lembaga survei. Hasil semua lembaga survei menempatkan pasangan Ahok-Djarot sebagai pasangan dengan suara paling unggul, disusul oleh pasangan Anies-Sandi dengan jarak presentase suara yang tipis, kemudian berada di posisi paling bawah adalah pasangan Agus-Sylvi. Hasil Quickcount dari beberapa lembaga survei dapat dilihat pada tabel dibawah :
No
|
Litbang Kompas
|
Charta Politika
|
LSI Denny JA
|
|
1.
|
Agus-Sylvi
|
17,38%
|
16,97%
|
16,87%
|
2.
|
Ahok-Djarot
|
42,88%
|
43,75%
|
43,22%
|
3.
|
Anies-Sandi
|
39,74%
|
39,28%
|
39,91%
|
Data masuk (100%)
Sumber : http://wartakota.tribunnews.com/2017/02/15/inilah-hasil-quick-count-pilkada-dki-dari-4-lembaga-survei-pukul-1600-wib
|
Selain dari hasil Quick Count lembaga survei diatas juga terdapat lembaga survei lain yang telah merilis hasil QC, dimana juga menunjukan hasil yang tidak terpaut jauh dengan hasil diatas. Dimana menempatkan Ahok-Djarot diposisi pertama, Anies-Sandi di posisi kedua dan Agus-Sylvi diposisi terakhir. Seperti pengalaman pemilu sebelumnya dan berbagai pemilu di penjuru dunia, apabila lembaga survei mengadakan QC sesuai dengan standar ilmiah maka tidak ada keraguan bahwa hasil nyata tidak akan terpaut jauh dari hasil QC. Pada titik ini kita sepakat bahwa QC adalah gambaran hasil Pilgub resmi 2017.
Mengingat tidak ada kandidat Pilgub DKI Jakarta yang mampu mendapatkan suara 50% sebagai standar kemenangan, maka sudah jelas akan diadakan Pilgub Putaran Kedua. Melihat hasil QC diatas, tentu saja 2 pasangan gubernur yang lolos ke tahap berikutnya adalah Ahok-Djarot serta Anies-Sandi.
Lalu pertanyaanya, siapa yang berpeluang besar menjadi pemenang? Sebenarnya tidak terlalu sulit, Dengan melihat kemana arah larinya suara pemilih Agus-Sylvi yang berjumlah 16% dari total 100% kita dapat mengetahui siapa pemenang Pilgub Jakarta putaran kedua.
Mari kita analisa.
1. Suara Agus-Sylvi
Lalu pertanyaanya, siapa yang berpeluang besar menjadi pemenang? Sebenarnya tidak terlalu sulit, Dengan melihat kemana arah larinya suara pemilih Agus-Sylvi yang berjumlah 16% dari total 100% kita dapat mengetahui siapa pemenang Pilgub Jakarta putaran kedua.
Mari kita analisa.
1. Suara Agus-Sylvi
Dalam berbagai survei lembaga diatas, Agus-Sylvi mendapatkan suara kisaran 16% - 17% dari total 100%. Tentu saja angka ini akan semakin sangat berguna bila berpindah ke dua pasangan yang akan melaju pada Pilgub DKI Jakarta putaran kedua. Mengingat pasangan ini telah kalah telak, tentu saja suara sekitar 16% - 17% ini akan menjadi penentu siapa yang akan menjadi Gubernur Jakarta pada Pilgub Putaran Kedua. Kompsisi dari pendukung Agus-Sylvi secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga,
Pertama, Massa anti-Ahok yang mengikuti fatwa GNPF MUI untuk memilih pasangan diantara No 1 dan No 3
(http://m.rmoljakarta.com/news.php?id=34917).
Kedua Massa simpatisan Demokrat dan partai pengusung Agus-Sylvi
(http://www.cnnindonesia.com/kursipanasdki1/20161130002050-516-176186/mesin-politik-agus-sylvi-dinilai-paling-solid/).
Ketiga, Massa yang terjaring kampanye pasangan Agus-Sylvi seperti pemilih pemula
(http://nasional.kompas.com/read/2016/09/24/10115671/elektabilitas.agus-sylviana.dinilai.bakal.melesat.ini.alasannya)
Pertama, Massa anti-Ahok yang mengikuti fatwa GNPF MUI untuk memilih pasangan diantara No 1 dan No 3
(http://m.rmoljakarta.com/news.php?id=34917).
Kedua Massa simpatisan Demokrat dan partai pengusung Agus-Sylvi
(http://www.cnnindonesia.com/kursipanasdki1/20161130002050-516-176186/mesin-politik-agus-sylvi-dinilai-paling-solid/).
Ketiga, Massa yang terjaring kampanye pasangan Agus-Sylvi seperti pemilih pemula
(http://nasional.kompas.com/read/2016/09/24/10115671/elektabilitas.agus-sylviana.dinilai.bakal.melesat.ini.alasannya)
Lalu lari kemana Massa ini? Ahok atau Anies?
Jenis Massa pendukung Agus-Sylvi yang pertama, yaitu mereka yang anti Ahok tentu saja memiliki sentimen negatif kepada Ahok-Djarot, terkait posisi Ahok sebagai terdakwa kasus penghinaan Agama. Sehingga otomatis jenis pendukung Agus-Sylvi ini akan lari ke padangan Anies-Sandi.
Jenis kedua yaitu mereka yang loyalis kepada Partai pengusung Agus-Sylvi. Dimana terdapat 4 partai pendukung, yaitu Demokrat, PAN, PPP Kubu Romi dan PKB. Massa pendukung setia Demokrat berpotensi sangat besar mendukung Anies-Sandi. Hal ini tidak lain dan bukan karena tensi panas antara SBY dan penguasa yang baru terjadi sehari sebelum pemilihan Pilgub DKI Jakarta. Dimana SBY menuding ungkapan testimoni Antasari Azhar (calon anggota PDIP ) sebagai langkah politis di Pilgub DKI Jakarta 2017. Selain itu juga mengatakan bahwa Antasari Azhar membuat pernyataan demikian tak mungkin atas backingan dari penguasa. Tentu saja maksud SBY tersebut dapat diartikan langkah untuk menjegal Agus-Sylvi.
SBY dalam konferensi press juga menyatakan bahwa jangan bermain API . Dengan tensi yang tidak bagus antara SBY (Demokrat) dan Penguasa (PDIP) yang juga partai utama pendukung Ahok-Djarot, tentu saja Massa jenis kedua akan mendukung Anies-Sandi, sebagai jawaban dari lemparan API yang dilemparkan oleh "Penguasa" kepada Kubu Demokrat dan SBY.
Jenis kedua yaitu mereka yang loyalis kepada Partai pengusung Agus-Sylvi. Dimana terdapat 4 partai pendukung, yaitu Demokrat, PAN, PPP Kubu Romi dan PKB. Massa pendukung setia Demokrat berpotensi sangat besar mendukung Anies-Sandi. Hal ini tidak lain dan bukan karena tensi panas antara SBY dan penguasa yang baru terjadi sehari sebelum pemilihan Pilgub DKI Jakarta. Dimana SBY menuding ungkapan testimoni Antasari Azhar (calon anggota PDIP ) sebagai langkah politis di Pilgub DKI Jakarta 2017. Selain itu juga mengatakan bahwa Antasari Azhar membuat pernyataan demikian tak mungkin atas backingan dari penguasa. Tentu saja maksud SBY tersebut dapat diartikan langkah untuk menjegal Agus-Sylvi.
SBY dalam konferensi press juga menyatakan bahwa jangan bermain API . Dengan tensi yang tidak bagus antara SBY (Demokrat) dan Penguasa (PDIP) yang juga partai utama pendukung Ahok-Djarot, tentu saja Massa jenis kedua akan mendukung Anies-Sandi, sebagai jawaban dari lemparan API yang dilemparkan oleh "Penguasa" kepada Kubu Demokrat dan SBY.
Sementara itu, bagaimana suara PAN, PKB dan PPP? Sebagaimana kita ketahui PAN adalah anak tiri dari Ormas Muhammadiyah. Yang mana ormas Muhammadiyah juga menentang pemimpin non muslim dan juga menentang penghina agama. Seperti halnya mantan Keum PAN, yaitu Amin Rais yang sangat menentang Ahok. Maka, Suara PAN kemungkinan besar akan diberikan kepada Anies-Sandi. Lalu bagaimana PKB dan PPP? Sama seperti halnya PAN, yang merupakan anak tiri Muhammadiyah. PKB dan PPP juga merupakan anak tiri, tapi dari Ormas Islam yang berbeda, yaitu NU. PKB sebagai partai Nasionalis Religius (NU Liberal) sebelum kasus penistaan agama oleh Ahok selalu menjadi partai yang mencitrakan diri sebagai partai Gusdurian. Namun sikap Ahok belakangan yang juga dinilai menghina ketua umum PBNU membuat beberapa Gusdurian pun geram. Salah satunya Yenny Wahid yang juga mantan anggota PKB. Gambaran ketidaksetujuan Yenny Wahid sebagai seorang Gusdurian juga dapat menjadi gambaran bagaimana massa NU memandang Ahok, yang dinilai tidak sopan terhadap ulama. Sehingga pada titik ini saya berkeyakinan bahwa massa PKB akan beralih ke Anies-Sandi. Dengan catatan bisa saja PKB secara resmi beralih haluan mendukung Ahok-Djarot, mengingat PKB dan PDIP adalah koalisi di level Nasional. Namun sekali lagi lebih meyakini bahwa massa PKB akan mendukung Anies-Sandi.
Partai terakhir adalah PPP kubu Romi, tentu saja partai ini mengalihkan suara massa ke Anies Sandi. Mengingat kubu Ahok-Djarot didukung oleh Kubu PPP Djan Faridz. Jika Ahok-Djarot terpilih, maka juga menjadi ancaman tersendiri bagi PPP kubu Romi. Selain itu, massa PPP juga berpotensi besar menolak Ahok karena kasus dugaan penistaan agama serta sikap Ahok yang tidak sopan ke ulama PBNU (KH Maaruf Amin)
Partai terakhir adalah PPP kubu Romi, tentu saja partai ini mengalihkan suara massa ke Anies Sandi. Mengingat kubu Ahok-Djarot didukung oleh Kubu PPP Djan Faridz. Jika Ahok-Djarot terpilih, maka juga menjadi ancaman tersendiri bagi PPP kubu Romi. Selain itu, massa PPP juga berpotensi besar menolak Ahok karena kasus dugaan penistaan agama serta sikap Ahok yang tidak sopan ke ulama PBNU (KH Maaruf Amin)
Jenis Massa terakhir adalah Massa Ketiga, dimana massa ini didapatkan oleh Agus-Sylvi dari kampanye. Yang juga mencangkup beberapa komponen, yaitu mereka yang anti-gusur, kelompok Betawi (loyalis Sylvi). Kelompok masyarakat yang tertarik denga kampanye Agus-Sylvi yang anti pengusuran tentu saja akan menghindari Ahok dan memilih Anies. Sementara kelompok yang memilih pasangan ini karena terpengaruh pesona Betawi "Sylvi" memiliki potensi lari kedua pasangan yaitu Ahok dan Anies. Namun hal yang lebih penting adalah massa ketiga terpengaruh dengan pesona Agus-Sylvi, baik secara karakter maupun konten kampanye. Sehingga apabila Agus-Sylvi memutuskan untuk mendukung salah satu calon di Pilgub DKI 2017 putaran kedua, maka kemungkinan besar jenis massa ketiga akan mengikuti keputusan Agus-Sylvi. (Sepertinya dalam rangka balas dendam kepada Antasari dan PDIP, Agus-Sylvi akan mendukung Anies-Sandi di putaran kedua).
2. Suara Ahok Sudah Mentok
2. Suara Ahok Sudah Mentok
Pemilih yang memilih Ahok-Djarot adalah pemilih yang tidak memiliki keraguan, berbeda seperti halnya pemilih yang harus memilih Agus-Sylvi atau Anies-Sandi karena faktor primodal (agama). Sehingga suara yang didapatkan oleh Ahok-Djarot adalah suara maksimal yang bisa didapatkan oleh pasangan ini. Sementara itu, pasangan Anies-Sandi sebenarnya dapat mendulang suara lebih banyak. Namun karena terbagi kosentrasi pemilih Muslim ke Anies Sandi, menyebabkan jenis pemilih primodal terbelah. Dengan adanya Pilgub DKI Jakarta Putaran Kedua, maka memungkinan pemilih primodal untuk memilih Anies-Sandi (balik keatas, lihat jenis massa kesatu).
Kesimpulan
Kesimpulan
Selisih suara Ahok-Djarot dan Anies-Sandi hanya terhitung sebesar kisaran 2-3%. Hal ini tentu mudah dilampaui oleh Anies-Sandi jika dapat memanfaatkan suara pemilih Agus-Sylvi minimal 11% dari kisaran pendukung Agus-Sylvi yang berkisar 16%-17% dari total 100% suara. Berdasarkan analisa sebelumnya, saya berkeyakinan bahwa pendukung Agus-Sylvi akan beralih ke Anies-Sandi pada putaran kedua PILGUB DKI Jakarta. Sementara pasangan Ahok-Djarot tidak akan banyak mengalami penambahan suara mengingat tipe dari pendukung Anies-Sylvi yang telah dijelaskan pada analisa sebelumnya.
===============
===============
Prediksi : Anies-Sandi menang Pilgub DKI Jakarta 2017 Putaran Kedua
yang penting kerja untuk meraih kemenangan , bukan banyak bicara , tapi banyak kerja deh pak Anies
BalasHapuskerja keras pak
BalasHapusFinal Putaran 2 PILGUB DKI JAKARTA 2017 sudah hampir selesai, kami dari nation303.com telah menyediakan pasaran (odds) untuk FINAL PILGUB DKI JAKARTA 2017 yg di buka pada tanggal 15 april 2017 dan di tutup pada tanggal 18 april 2017 PK 23.55WIB.
BalasHapusayuk buruan daftar dan dukung jagoan anda dengan cara pasang taruhan di tempat kami hanya di www.nation303.com
info lebih lanjut bisa langsung hub di bawah ini :
Contact us :
Bbm: 56CE3B54
Wa: +639777685826
Line: Nation303
NATION 303 - REKAN JUDI TERPERCAYA - MENANG BERAPAPUN PASTI BAYAR