Dunia pada bulan Februari 2017 digegerkan dengan kabar pembunuhan saudara tiri pemimpin Korea Utara yaitu Kim Jong-Nam di bandara KLIA Malaysia.
Dilansir dari Republika.co.id, dibunuhnya Kim Jong-Nam karena perintah dari adik tirinya sendiri yaitu penguasa Korea Utara sekarang, Kim Jong-Un merasa kehadiran Kim Jong-Nam dapat menganggu posisinya. Selain itu Nam juga dinilai sebagai individu yang "liberal" dibandingkan Kim Jong-UN yang tentu saja berseberangan dengan ideologi negara Korea Utara.
Sosok Kim Jong Nam awalnya dipersiapkan sebagai pemimpin agung Korea Utara. Namun setelah kepergok mengunjungi musuh Korea Utara yaitu Jepang, akhirnya Korea Utara membatalkan pemilihan Nam sebagai pemimpin Agung. Hingga kemudian "Kim Jong Un" terpilih sebagai pemimpin agung negara Komunis tersebut.
Kematian Kim Jong-Nam meninggalkan beberapa anak dan istri. Diantaranya adalah Kim Han-Sol. Han-Sol dapat dikatakan sebagai pangeran Korea Utara, karena masih merupakan keturunan keluarga Kim Il-Sung yaitu pendiri Korea Utara. Meskipun Korea Utara mengadopsi Komunisme sebagai ideologi Korea Utara dan menerapkan "Diktator Ploretariat" namun faktanya Korut dipimpin satu keluarga Dinasti Monarki karena kepemimpinan diturunkan berdasarkan garis keturunan.
Pangeran Kim Han-Sol sekarang tengah melanjutkan studi di Prancis, sebuah negara di benua Eropa. Nampaknya kematian ayahnya akan mendorong Han-Sol untuk melakukan balas dendam terhadap pamanya yaitu Kim Jong-Un. Layaknya Drama kolosal, Han-Sol akan menjadi pangeran yang menantang tahta Kim Jong-Un "Korea Utara".
Di usianya yang baru menginjak 18 tahun (2017 berumur 23 tahun), sang Pangeran dalam wawancara di sebuah media Finlandia pada tahun 2012 mengatakan bahwa Kim Jong-Un adalah seorang "Diktator". Tentu saja kehadiran Han-Sol juga merupakan ancaman bagi Korea Utara. Bahkan Independent menyebut bahwa Han-Son berkemungkinan besar muncul sebagai orang yang keras dalam mengkritik Kim Jong-Un sehingga membuat Han-Sol juga berkemungkinan besar menjadi target pembunuhan Kim Jong-Un. Oleh karena itu Prancis memerintahkan penjagaan ketat polisi kepada Pangeran Han-Sol.
Pangeran Kim Han-Sol sekarang tengah melanjutkan studi di Prancis, sebuah negara di benua Eropa. Nampaknya kematian ayahnya akan mendorong Han-Sol untuk melakukan balas dendam terhadap pamanya yaitu Kim Jong-Un. Layaknya Drama kolosal, Han-Sol akan menjadi pangeran yang menantang tahta Kim Jong-Un "Korea Utara".
Di usianya yang baru menginjak 18 tahun (2017 berumur 23 tahun), sang Pangeran dalam wawancara di sebuah media Finlandia pada tahun 2012 mengatakan bahwa Kim Jong-Un adalah seorang "Diktator". Tentu saja kehadiran Han-Sol juga merupakan ancaman bagi Korea Utara. Bahkan Independent menyebut bahwa Han-Son berkemungkinan besar muncul sebagai orang yang keras dalam mengkritik Kim Jong-Un sehingga membuat Han-Sol juga berkemungkinan besar menjadi target pembunuhan Kim Jong-Un. Oleh karena itu Prancis memerintahkan penjagaan ketat polisi kepada Pangeran Han-Sol.
Han-Sol yang sekarang berada di Prancis dan sedang menempuh pendidikan di Institut Politik Prancis (Sciences Po) juga harus berhati-hati, mengingat Ayahya telah berhasil dibunuh oleh Rezim dan tidak menutup kemungkinan Kim Jong-Un akan menargetkan nyawa Pangeran muda. Meningat Han-Sol dapat tumbuh menjadi pribadi kuat penentang rezim Monarki Kim Jong-Un.
Apakah pangeran muda dapat merebut tahta Korea Utara?
Apakah pangeran muda dapat merebut tahta Korea Utara?
0 komentar:
Posting Komentar